Langit
cerah Ternate masih mengiringi perjalanan kami dengan baik hari itu.
Matahari tidak terlalu panas dan udara pun tergolong nyaman dengan angin
yang bertiup sejuk. Banyak tempat yang kami kunjungi sesuai dengan
harapan kami dan dapat kami eksplorasi secara mendalam terkait
perjalanan sejarah Ternate. Hampir seluruh tempat bersejarah di Ternate
memiliki kaitan dengan penjajah, masyarakat lokal, dan kesultanan.
Umumnya tempat yang kami datangi masih cukup terawat dan mudah untuk
mencari obyek gambar yang menarik, hingga kami mengunjungi satu benteng
yang bernama Benteng Kastela.
Sesuai namanya, Benteng ini berada di kelurahan Kastela yang masuk
wilayah Kecamatan Pulau Ternate. Lokasinya berada di tengah-tengah
pemukiman dan sudah tidak berbentuk benteng utuh. Pertama sampai di
situs ini, hal pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi bentuk
benteng ini secara utuh. Namun, kami hanya melihat puing-puing saja
dengan batuan yang disusun membentuk sebuah taman. Obyek sejarah ini
memang sudah dipugar pemerintah setempat dan dibentuk menyerupai taman.
Pada masa lampau, sebenarnya Benteng Kastela memiliki kisah yang luar
biasa untuk diceritakan. Walaupun Benteng ini memiliki lahan seluas
2.724 meter persegi dan kini hanya bersisa tidak lebih dari setengahnya,
namun di tempat ini pernah terjadi kejadian yang merupakan salah satu
tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan masyarakat Ternate. Kebanggaan
ini terekam dalam sejumlah dokumen dan bukti nyata dalam keberadaan
Benteng Kastela.
Benteng yang dibangun selama beberapa tahap dalam kurun waktu 20 tahun
ini awalnya bernama Nostra Senhora de Rosario (berarti “Wanita Cantik
Berkalung Bunga Mawar”). Hingga saat ini belum diketahui secara pasti
mengapa nama ini diberikan pada Benteng yang berfungsi sebagai
pertahanan Portugis tersebut. Benteng ini cukup besar dan menjadi salah
satu benteng penting bagi kekuasaan Portugis di wilayah Ternate saat
itu. Seperti diketahui pada berbagai kisah rakyat Ternate, hubungan
antara penguasa Portugis dan masyarakat lokal Ternate yang dipimpin oleh
seorang Sultan tidaklah harmonis. Bangsa Portugis beserta tentaranya
benar-benar menjalankan fungsinya sebagai penjajah dengan baik dan
sukses membuat rakyat Ternate begitu benci pada mereka.
Melalui sebuah tipu muslihat, pada tanggal 27 Februari 1570 sang
penjajah Portugis pun berhasil mengundang Sultan Khairun, Sultan Ternate
pada masa itu untuk datang ke Benteng Kastela. Sultan Khairun pun
menyanggupi undangan tersebut tanpa ada prasangka buruk di baliknya.
Ternyata undangan tersebut adalah akal picik Portugis untuk membunuh
Sultan Ternate. Akhirnya, Sultan Khairun pun dibunuh secara keji oleh
Antonio Pimental atas perintah Gubernur Portugis ke-18 di wilayah
Maluku, Diego Lopez de Mesquita. Baabullah, anak Sultan Khairun pun naik
takhta dan menuntut pemerintah kolonial Portugis bertanggung jawab
dengan menghukum Gubernur Lopez. Namun, tuntutan ini tidak digubris dan
hal inilah yang akhirnya membangkitkan emosi Sang Sultan pewaris takhta
baru.
Sultan Baabullah beserta rakyat Ternate mengepung Benteng Kastela yang
kala itu juga dikenal sebagai Benteng Gam Lamo (berarti kampung besar)
selama 4 tahun dan mengultimatum agar Portugis mengangkat kaki dari
Ternate. Momentum inilah yang merupakan titik tolak perjuangan rakyat
Ternate melawan penguasa dan penjajah. Melalui peristiwa ini rakyat
Ternate belajar tentang bagaimana persatuan itu penting dalam
mempertahankan apa yang menjadi hak mereka. Ternate adalah tanah air
mereka dan berbagai sumber daya alam di dalamnya layak untuk mereka
perjuangkan. Akhirnya pada tahun 1578 penjajah Potugis pun resmi
meninggalkan Ternate dan Spanyol serta Belanda pun sudah menunggu
giliran memasuki wilayah Ternate.
Benteng Kastela kini hanya tinggal puing-puing semata, namun semangat
perlawanan terhadap penjajah masih terasa secara simbolis di tempat ini.
Setiap batu yang menyusun Benteng Kastela seakan bercerita bahwa
jiwa-jiwa pemberani telah ditakdirkan lahir di Tanah Ternate untuk
membela serta mempertahankan harga diri Kesultanan Ternate dan seluruh
rakyat Ternate. Walaupun kondisi benteng sudah tidak utuh lagi, namun
semangat perjuangan rakyat Ternate masih tetap utuh bertahan di seluruh
bagian Benteng Kastela
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Keberanian Dalam Setiap Jengkal Benteng Kastela"
Post a Comment